Eks Kombatan bicara damai

Eks Kombatan GAM
Branda Aceh 05-12-2014 Bireuen – Para mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menggelar sejumlah kegiatan di hampir seluruh wilayah di Aceh, Kamis (4/12/2014) dalam rangka 38 tahun usia proklamir Aceh Merdeka yang diprakarsai Muhammad Hasan di Tiro pada tanggal 4 Desember 1976. Umumnya acara tersebut diisi dengan doa dan makan makan bersama serta penyantunan anak yatim.

Peringatan Milad GAM ke-38 itu juga berlansung di Kabupaten Bireuen, yang diprakarsai oleh Komite Peralihan Aceh (KPA) setempat. Acara berlangsung di halaman Kantor KPA Wilayah Bate Iliek, Meunasah Blang, Bireuen.

“Alhamdulillah, acara do’a bersama dalam rangka Milad GAM – 38 berlangsung sukses, peringatan hari bersejarah bagi GAM ini, kami gelar bukan untuk mengkonsolidasi KPA  demi melawan pemerintah pusat, namun untuk mengenang dan mendoakan jasa para pahlawan Aceh serta jadi momentum untuk menagih janji pusat seperti amanah MoU Helsinki,” ujar  Wakil Panglima KPA Daerah II Wilayah Bate Iliek, Idris Taleb kepada AtjehLINK usai acara tersebut.

Kata dia, Pemerintah pusat harus segera memnuhi janjinya untuk merealisasikan sejumlah hal yang menjadi hak-hak Aceh sebagaimana amanah MoU Helsinki dan perintah UUPA. Menurut pria yang akrab dipanggil Aparih Juli ini, hingga MoU Helsinki berumur 9 tahun, masih banyak kewajiban pusat yang tak kunjung dilaksanakan.

“Aceh tetap berada dalam bingkai NKRI, namun kami berharap, pemerintah pusat dapat memenuhi janjinya yang telah disepakati bersama untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Aceh serta eks GAM yang tertuang dalam MoU Helsingki,” terang pria asal Juli ini.

Aparih juga menghimbau para mantan GAM yang masih bermukim di luar negeri, agar kembali ke Aceh untuk sama-sama membangun daerah dan memperjuangkan implementasi MoU Helsinki secara menyeluruh.

“Jika kita masih bercerai berai, pusat mengkhawatirkan terjadi konfik horizontal dikalangan eks GAM dan masyarakat Aceh terkait perjanjian damai MoU Helsinki,” tutur dia.

“Jika eks GAM masih terpecah belah, maka pemerintah pusat ragu-ragu mengambil keputusan terkait Aceh yang sesuai dengan MoU, oleh karena itu, mari kita bersatu untuk membangun Aceh serta menagih janji pusat terhadap Aceh dengansecara diplomasi,” pungkas Aparih Juli. (HaL)

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال