Bek galak that cet langet (jangan suka berangan)

Beranda Aceh 04-01-2015 - Pertanyaan yang sering kita hadapi adalah, siapakah yang menentukan hidup kita.

Kalau kita merujuk kepada Alquran, maka kita sendirilah yang menentukan hidup kita, sedangkan Allah adalah guide dalam kita menentukan kehidupan kita itu.

Sebab Allah telah  memberikan kepada kita kesempatan untuk memilih, memilih hidup yang kita mau. "Allah tidak akan merubah nasib sebuah kaum, kalau kaum itu tidak merubah nasib mereka sendiri"( Ar-Ra'd ayat 11)

Dari Ayat di atas, kita menafsirkan, bahwa kita sendirilah yang harus merubah nasib kita, kalau kita mau merubah nasib diri sendiri, baik itu disegi kehidupan sehari hari, kebiasaan, pendidikan, bermasyarakat, bernegara dll.

Waktu kita kecil, sering datang pertanyaan dari orang tua, "Mau jadi apa kamu kalau sudah besar Nak"? Pertanyaan yang mungkin muncul sedikit usang, tetapi kita harus berpikir tentang hal ini sejenak . Apakah kita yang sekarang, kita yang inginkan, apakah mimpi atau cita-cita yang kita ada sudah kita capai dan apakah kita sudah melakukan apa yang kita selalu ingin lakukan?

Sejujurnya, kadang-kadang dalam berjuang, sering sekali kita hanya menemukan impian kosong dalam diri kita, padahal dalam mencapai perjuangan itu kita telah mengorbankan hal-hal yang jauh lebih berharga bagi diri kita. Makanya ada pepatah mengatakan "Jika tangga anda tidak terletak pada dinding yang tepat, maka dengan cepat setiap langkah yang anda ambil akan membawa anda ke tempat yang salah"

Kebiasaan-kebiasaan atau kelemahan kelemahan ini berada pada imajinasi kita sendiri, dimana ianya tidak dapat kita lihat sendiri secara real, karena hal ini didasarkan pada prinsip bahwa segala sesuatu sering kita ciptakan dua kali dalam diri kita sendiri, Yang pertama adalah Mental dan kemudian fisik.

Biasanya penciptaan fisik akan di ikuti oleh mental. Jika kita tidak berusaha untuk cepat sadar untuk memvisualisasikan siapa diri kita dan apa yang kita  inginkan dalam hidup , maka kita akan memberi kesempatan pada orang lain untuk menentukan kehidupan kita sendiri, dan orang lain yang akan mengguide arah hidup anda ke arah yang salah.

Sebab itu kita harus harus bisa mengetahui keunikan yang ada pada diri kita sendiri dan kemudian mendefinisikan semua itu kepada persoalan pribadi , moral, dan etika di mana kita dapat merasakan bahwa apa yang kita lakukan akan membuat diri kita bahagia dan bisa mengekspresikan perasaan itu kearah yag positive. Maka mulailah dengan Tujuan Akhir, berarti untuk memulai setiap pekerjaan setiap hari harus dimulai dengan yang terakhir, seperti seorang tukang bangunan, mereka akan membuat bentuk/model rumah secara utuh di atas kertas atau membuat grafik, dan kemudia baru memulai kerja merreka. Dalam arti kata lain, kita harus punya plan yang konkrit dalam memutuskan kehidupan yang bagaimana yang kita mau, agar jangan sampai salah ketika kita sudah memulai langkah pertam yang kita ambil, dan yang paling penting kita jangan lupa menjadi seorang yang proaktif dalam menentukan sikap dan dalam membuat keputusan, tegas dan berdiri teguh diatas kebenaran.

Salah satu cara terbaik untuk memasukkan kebiasaan-kebiasaan positiv ke dalam hidup kita adalah dengan mengembangkan pernyataan sikap dan misi pribadi yang baik. Ini akan membuat kita bisa lebih fokus pada apa yang kita inginkan untuk menjadi orang yang berhasil dalam melakukan apa saja.

Jadi sekali lagi, kitalah yang menentukan apakah kita mau sukses atau tidak dan sikap kita dalam menentukan keputusan itu juga ada pada diri kita sendiri. Kita sendiri juga yang menjadi leader di dalam menempatkan tujuan dan membuat ide-ide kita ke dalam dunia nyata.

Akhirnya, kembali lagi kepada ayat Alquran yang di atas, kitalah yang menentukan nasib kita sendiri dan membangun masa depan yang kita rencanakan ketika kita masih kecil atau di jenjang pendidikan. Jangan terlalu banyak berangan, tapi perbanyaklah berbuat, biar angan-angan kita menjadi kenyataan, insyaAllah.

Editor Johan Makmor H.A Gani
Previous Post Next Post

نموذج الاتصال