Watee kawan Kameng djak meupolitik (ketika kambing mau berpolitik)

Beranda Aceh 09-01-2015 - Sebenarnya cerita ini sudah pernah kita publish, malah penulis sendiri Irwandi Yusuf pernah mengupdate di status dirinya. Tapi setelah kita pertimbangkan maka kami dari team Beranda Aceh ingin mempublish sekali lagi cerita ini.

Harapan kami adalah, semoga pembaca benar-benar mengerti isi dan maksud dari satir ini. Dan yang perlu pembaca tau, bahwa satir ini bukan mau merendahkan seseorang atau kelompok atau apa saja namnya. Satir ini hanya sebuah renungan kepada kita semua, agar kita perlu berhati hati dalam melakukan sesuatu atau berkata sesuatu. Sebab banyak hal dalam dunia tersusun dari beribu ketidak pastian, maka resah dan pantas segala sesuatu akan lepas dari tangan kita (red)

BALLADA KAUM KAMBING
by Irwandi Yusuf

Ada sekelompok kambing yang berniat mengambil alih sebuah kebun besar nan subur, milik burung kondor. Setelah bertempur sampai berlumpur-lumpur ternyata kambing tidak juga mampu merebut kebun itu walaupun nyaris berhasil, karena ternyata yang pimpin kambing2 ini, ya kambing juga - buta politik global dan terlalu asyik dengan taktik perkambingan dan ada banyak kambing bandot dalam kelompok itu, akhirnya tujuan gagal dicapai. 

Untung saja ada sekelompok monyet putih yg berhasil mendamaikan antara kambing dan burung kondor dimana kambing diberi akses seluas-luasnya untuk memandang saja isi kebun yg subur itu dan dibolehkan juga untuk mencicipi tanaman apapun yang menjulur keluar dari sela2 pagar kebun yg memang berlimpah ruah, walau hanya juluran di sela2 pagar yang sengaja dibikin terlalu jarang.

Syahdan, burung kondor tak terusik lagi dan kambing pun sudah sibuk dengan berbagai aktivitas proyek perkambingan. Perdamaian telah hampir sempurna tercapai tatkala burung kondor yang licik merasa curiga dengan bisik-bisik para kambing tengik. Bisik berisik kambing tengik ini benar adanya. 

Rupanya, para kambing tidak bisa mengendalikan napsu dan mulut lebar mereka.  Mereka bilang: 
"Tengok itu, betapa jarang-jarangnya pagar kebun milik si burung kondor sialan. Kebun itu, sebenarnya milik endatu kita. Setelah kita siap segala sesuatunya seperti keupanji dan kita harus siapkan juga seekor Kameng Gasie utk menjadi idola kita, kita akan memasuki kebun itu melalui pagarnya yang jarang-jarang itu. Kita makan semua tanaman. Kita kunyah segenap buah2an".

Kalimat2 itu selalu diucapkan dan diulang-ulang diantara sesama kambing. Akhirnya, rencana ini sampai juga lah ke telinga burung kondor, karena berita itu disampaikan oleh angin sepoi. 
Alhasil, burung kondor memanggil burung elang dan segenap burung pipit untuk dimintai pendapat dan memperkuat tim pengintai. Atas saran burung kakaktua, akhirnya dilakukanlah suatu taktik untuk mencegah para kambing menerobos ke dalam kebun. Taktiknya sangat sederhana dan tak akan terbaca oleh kambing dungu, yaitu pemasangan SEGITIGA kayu pada leher kaum kambing sambil kambingnya dielus-elus supaya tidak ketahuan.  

Bukannya tidak ada macan yang membangunkan kaum kambing itu dari mimpi siang bolong dan supaya tidak terlalu jauh memberi kesempatan pada burung kondor untuk mengakali mereka. Juga, agar kaum kambing tidak seenaknya bicara yang nanti akan membuat mereka rugi masadepan. Tetapi apa yang terjadi terhadap macan yang menasehati mereka? 

Para kambing serentak mencaci maki sang macan: 
"Macan tak tahu diuntung, pengkhianat. Tega2nya kau membangunkan kami yang sedang terlelap dalam mimpi masa lalu. Kau memang macan berpanu belang. Enyahlah dari kelompok kami......!!!"
Akhirnya sang macan pengingat pun pergi. Sang burung kondor pun leluasa memasangi segitiga kayu atau yang disebut juga dengan nama "KANGKONG" pada leher kambing yang sedang mabuk eforia sehingga ngantuk. 

Akhirnya, tatkala kaum kambing ini terjaga dalam keadaan lapar, mereka pun menerobos kebun ingin menghabiskan semua tanaman dan ingin menguasai kebun milik endatu. Tetapi apa hendak dikata, kangkong kayu segitiga yang telah dipasang oleh burung kondor pada leher mereka menjadi penghalang. Pagar yang jarang itu ternyata tak bisa dilalui karena pada leher telah ada kangkong. 
Menyedihkan............Meulaboh, 23 Maret 2014
Previous Post Next Post

نموذج الاتصال