Sepekan bersama Tgk Agam (2)

Lauttawar dan bur birah payang
Beranda Aceh Journey to Aceh - Seperti biasa di kota dingin Takengon, saya dan beberapa teman sedang ngumpul membicarakan hal terkini tentang Aceh. Meraka kelihatan sangat bersemangat sekali bercerita tentang nasib yang menimpa mereka selama perdamaian.

Telpon bimbit saya berdering, dan saya melihat no Ligadinsyah yang terpampang dilayar hp saya. 

Tak ragu lagi sayapun mengangkat dan bicara panjang lebar dengan teman yang agak kontroversi dikalangan eks TNA di dataran tinggi Gayo itu.

Seperti biasa, saya paling tidak suka bicara yang penting penting melalui hp, kalau bisa bicara face to face kenapa harus bicara melalui telpon bimbit. Disebabkan apa yang akan dibicarakan itu kedengarannya sangat penting, maka saya memutuskan untuk menemuinya di kediamannya.

Setibanya saya dirumahnya saya melihat ada Sapu Arang (ketua PNA wilayah tengah) disana. Sayapun dipersilakan duduk dan disuguhkan kopi oleh Inen Rupe (panggilan istri Liga).

Cerita punya cerita maka tujuan selanjutnya adalah Banda Aceh, karena cerita beliau itu hanya bisa di selesaikan di Banda Aceh dengan orang orang tertentu, dan malam itu juga saya dan Liga meluncur ke Banda Aceh.

Setibanya di Banda Aceh kam nginap di rumah kenalan Liga, kebetulan rumah itu tak jauh dari rumah Sayed Mustafa Usaf (bekas anggota DPR RI). Besoknya kami mendapat kunjungan dari Sayed, dan apa yang dibicarakan itu sebenarnya ada kaitannya dengan Sayed Mustapa.

Setelah urusan selelesai maka, kamipun menuju rumah TgK Wandi, dan disanalah kami bercerita banyak tentang hal Aceh masa kini dan masa yg akan datang.

Seperti biasa rumah Tgk Wandi selalu ramai pengunjunggnya, entah apalah tujuan mereka kesana, saya sendiripun gak tau dan tidak mau tau, sebab urusan orang lain untuk apa kita sibuk mau tau.
Saya melihat orang orang yang datang kesana hampir dari semua kalangan dan kebanyakan dari mmereka adalah Eks TNA dari berbagai daerah dan berbagai partai.

Kelihatan Tgk Wandi tak ambil perduli siapapun mereka, asal mau bersilaturrahmi maka silakan saja datang. Malah orang yang selama ini tak terduga datang, ternyata datang juga kesana untuk bertutur sapa, ada yag bisa Tgk Wandi layani dan ada yg tidak sempat ditemui oleh Tgk Wandi.

Kedatangan tamu, Mahasiswa Fakultas hukum Muhammaddiyah.

Tgk Wandi sedang bicara di depan mahasiswa FHUM
Saya sedang duduk bersama beberapa orang di pinggir kolam renang, hari kebetulan udah mau sore, jadi cuaca agak mendukung sekali untu duduk sampil ngopi bersama kawan kawan yang datang menjenguk Tgk Wandi.

Tak lama kemudian datanglah segerombolan mahasiswa dari Fakultas Hukum unipersitas Muhammaddiyah Banda Aceh. Kedatangan mereka ditemani oleh seorang dekan mereka yang kebetulan kenal dengan Tgk Wandi, dan tujuaan kedatangan mereka adalahn untuk bersilaturrahmi dan bincang bincang serta tanya jawab hal terkini di Aceh.

Setelah disipakan kursi oleh yang empunya rumah maka Tgk Wandi pun mengambil posisi siap siaga untuk menerima pertanyaan dari mahasiswa tersebut. 

Saya kebetulan ada dibelakang Tgk Wandi, sendiri untuk menemani Tgk Wandi. Tujuan saya duduk disitu bukannlah untuk sok pandai, tapi pengen tau aja bagaimana cara Tgk Wandi menghadapi orang seperti mahasiswa itu. Tentu kesempatan itu adalah kesempatan yang baik untuk saya bisa dekat dengan mahasiswa dan mengambil manfaat dari pertemuan itu.

Setelah ketua team mahasiswa itu memberikan kata sambutan dan kemudian di lanjutkan dengan memperkenalkan diri masing masing, nama, jurusan dan tingkat maka giliran Tgk Wandi untuk memberikan sepatah dua kata sambutan.

Dalam tanya jawab itu, saya bis amelihat bahwa Tgk Agam sebenarnya cocoknya jadi Dosen kebanding jadi Gubernur. Karena saya melihat, cara Tgk Wandi menerangkan sesuatu itu sangat menarik dan sangat detail, walau kadang kadang ada kata kata yang dikeluarkan oleh Tgk Wandi sangat halus dan sangat susah difahami oleh mahasiswa itu.

Berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh mahasiswa itu dan di ladeni oleh Tgk Wandi dengan tenang, dengan senyuman dan sesekali terdengar gelak tawa Tgk Wandi dan mahasiswa itu.

Pertanyaan yang sangat komment adalah ”Apa komentar bapak tentang kinerja pemerintah dibawah ZIKIR selama ini”. Tgk Agam dengan senyum dan menjawab dengan singkat ”Lon hana pantas bi komen tentang kinerja pemerintah” (saya tidak pantas memberikan komentar tentang kinerja pemerintah). 

Setelah acara selesai maka seperti biasa ada acara selfi bersama, di sela sela acara itu saya mendatangi salah seorang dari mereka dan bertanya ”dari semua kata kata Tgk Irwandi tadi apa semuanya kamu mnegeti”, jababnya ”Tidak bang, ada kata kata yang sangat susah difahami”, maka tebakan say adalah benar, Tgk Wandi memberikan materi dengan bahasa yg agak advance, sehingga ada yang susah difahmi”.

Poto bersama Tgk Wandi dan mahasiswa FHUM
Setelah mahasiswa itu pulang, sayapun duduk dengan Tgk Wandi dan sempat saya katakan kepada Tgk Wandi, kalau kata kata atau materi jawaban yg diberikan tadi terlalu advance. Tgk Wandi hanya ketawa dan tak mau mengomntari kata kata saya itu. Dan waktupun berlalu begitu cepat, dimana saya harua pulang kerumah teman, sebab besoknya haru berangkat ke Takengon. Saya dijemput sama Liga dirumah Tgk Wandi dan kamipun menuju Mi Ayah untuk bersantap malam disana.

Besoknya saya call Tkg Wandi dan pamit, tapi Tgk Wandi menahan saya untuk tidak pulang, sebab Tgk Wandi juga mau ikut ke Takengon untuk refreshing di kota dingin itu. Maka sayapun menunda untuk keberangkatan saya hingga besok harinya.

Perjalanan dari Banda ke Takengon Bersama Tgk Wandi. (bersambung) by Team BA


Previous Post Next Post

نموذج الاتصال