PEUGAH DAN PUBUET JANG NJOE NJOE MANTONG "JANGAN MENGADA ADA"

Ditulis oleh 
Muhammad Ramadhan Al-Faruq 
Beranda Aceh News 27-12-2014 Aceh - Tontonan Baru....
Fenomena di Negeri Dongeng dengan sejuta masalah!

Pemerintah dikritik? Ah.. itu wajar mas broo..
Di Negara demokrasi kritik mengkritik itu adalah hal jang sangat-sangat wajar terjadi bahkan itu adalah salah satu ciri jang membedakan negara demokrasi dengan negara otoriter.
Kalo di negara otoriter kritik sama undangan "kematian", terlalu seramkah? Begitulah kira-kira, baca sejarah...

KRITIKLAH DENGAN OBJEKTIF!

Seharusnja kritikan jang diberikan oleh fihak-fihak tertentu kepada fihak lain haruslah objektif. Jangan tendensius gitu lah broo..., hal ini penting agar kritikan tersebut jang "seharusnja" bertujuan untuk menjelesaikan permasalahan jang terjadi "setidaknja" jang menurut para kritikus itu salah bukan malah kemudian menimbulkan persoalan baru, misalnja kritik jang dilakukan oleh "kelompok" jang menamakan dirinja Badan Penjelamat Pemerintahan Negeri Dongeng, atau "tekanan" jang diberikan oleh media tertentu, itu bagus (lha kok bagus sih brooe???) untuk memperbaiki kinerja pemerintahan "jika dan hanya jika" kritikan itu benar-benar objektif dan tidak untuk menimbulkan persoalan baru, misalnja jang "dipaksa" mundur itu hanja Radja Negeri Dongeng sahaja dan "anehnja?" sama sekali "tidak menjentuh" Wakil Radja di negri terkait.

Lha emangnja ndak boleh yah?

Pada dasarnja jika pemerintahan jang berjalan dianggap gagal maka kritikan itu merupakan sebuah keniscayaan, agar pihak jang sedang memegang kekuasaan menjadari bahwa kinerja mereka tidak sesuai dengan harapan rakjat (jika kritikan itu murni untuk membela rakjat), namun ketika kritikan itu hanja ditujukan kepada "sebagian" fihak tertentu sahaja maka terkesan sangat tidak objektif dan sangat-sangat tendensius (meskipun) hal ini berulang kali dibantah oleh fihak terkait.

Sehingga dengan adanja kritikan "tidak objektif" ini malah menimbulkan berbagai tanggapan jang berujung pada persoalan baru, "awak ju troen Radjanjan kelompok si pulan, agen si pulen, awak mita peng" kata si Fulan dan berbagai "tanggapan" lainnja jang kemungkinan ditafsirkan oleh si Fulen. Padahal dengan kondisi dan sistem jang berlaku di Negeri Dongeng itu Radja dan Wakil Radja merupakan eksekutif jang dipilih satu paket, nah Radja kok dipilih? Kan di Negeri Dongeng broo ceritanja nie…hehe

Jadi kalo memang pemerintahan dianggap gagal, maka kritikan itu "pemaksaan" mundur tersebut harus ditujukan kepada kedua-duanja (Radja dan Wakil Radja) bukan malah menimbulkan "aroma" tak sedap jang sangat merugikan "pengkritik dan jang dikritik". Kecuali kesalahan jang dilakukan "murni" oleh salah satu fihak.

Kenapa pengkritik rugi? 

Karena kritikannja dianggap tendensius dan tidak objektif sehingga "akan menambah alasan" untuk diabaikan atau bahkan menghilangkan kepercayaan kepada fihak pengkritik. 
Lha ini menjangkut kredibilitas dan harga diri lho sebagai kritikus broo...

Lha jang dikritik apa ruginja?

Sementara bagi jang dikritik, Radja misalnja dalam hal ini "tidak" tertutup kemungkinan malah akan mencurigai bahwa para pengkritik itu adalah "pesanan" pihak tertentu misalnya "Wakil Radja" atau fihak lainnja jang tidak senang dengan dia, sehingga dia abai dan bisa saja (kalo kritikan itu benar) ia telah membuang kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dan kinerjanja atau bahkan akan menimbulkan saling curiga dan berujung pada perpecahan dan saling menjalahkan.
Atau jangan-jangan "perpecahan" inilah jang sedang diharapkan oleh fihak-fihak tertentu).
Bisa jadi kan mas broo?

Sehingga kisruh atau kritik jang terjadi  "atau sengaja dilakukan" antar para fihak itu pada akhirnja akan menghambat atau memperburuk "lagi" kinerja pemerintahan jang memang sudah Phak Luyak ini, sehingga tujuan "ideal' dari sebuah kritikan untuk memperbaiki keadaan malah menimbulkan persoalan baru dengan kerugian jang lebih besar.

Lha kalo udah terus-terusan dikritik atau ditekan gimana nih?

JAWABLAH KRITIKAN DENGAN ELEGANT!

Di sisi lain, pihak jang dikritik seharusnja dapat menjadikan kritikan tersebut sebagai tambahan energy positif untuk dapat menunjukkan kinerja jang lebih baik,

Dituduh korupsi? Misalnja dalam pengadaan mobil pengangkut air di sawah atau Mobil Sedot WC umum misalkan atau bahkan Mobil Pemadam  Kebakaran (DAMKAR) sekalipun, seperti jang lagi hangat di negeri tetangga kita sekarang, maka Jawablah dengan menunjukkan fakta jang sebenarnja yaitu dengan mewujudkan transparansi dalam setiap "program" jang dijalankan pemerintah, kalo "merasa" benar kenapa harus takut untuk mempublis??? atau jangan-jangan... 

Atau fihak terkritik misalnja dituding lamban? Jawablah dengan kinerja jang lebih cepat dan responsive.

Dituding nepotisme dalam perekrutan penjabat? Misalkan, Nepotisme dalam penunjukan pelaksana projek tertentu misalnja, Jawablah dengan memberikan fakta jang sesungguhnya terjadi "jika" memang perekrutan itu dilakukan secara objektif berdasarkan kompetensi jang dibutuhkan, sehingga tudingan adanja pengaruh unsur "ashabiyah" atau nepotisme tersebut bisa terbantahkan.
Jika merasa sudah bekerja seperti seharusnja kenapa harus didiamkan? ditutup-tutupi? bukankah itu akan menjustifikasi tuduhan pengkritik? jang akhirnja malah akan menjadi bumerang jang lebih besar? atau jangan-jangan...

Sehingga jika sudah bisa menjawab kritik dengan cara-cara jang elegant seperti itu maka para pengkritik dan jang dikritik atau bahkan semua fihak dapat mendapatkan sesuatu jang lebih jelas dan baik, sehingga tidak terlalu lama larut dalam kecurigaan, serta dapat menumbuhkan kepercayaan dari publik jang ujung-ujungnja dapat mendorong kinerja pemerintah itu sendiri, 

Sehingga rakjat sejahtera 
Serta kekuasaan tetap di tangan anda!

Persoalan selanjutnja:
Seberapa mampukah yang dikritik atau ditekan dan jajarannja di pemerintahan Negeri Dongeng ini mampu menjawab kritikan tersebut dengan cara elegant?

Kalo kritikan/tudingan itu salah, maka buktikan dengan fakta sebaliknya.
Jika merasa kritikan/tudingan itu benar adanja, maka perbaikilah, sebelum keadaan jadi lebih buruk.

Atau mundur saja sekalian kalo memang tidak mampu menjawab dengan cara yang elegant.
Anda akan tetap dihormati kok!

Sehingga setelah jang dikritik/dituding "bersalah?" mudur, maka rakjat akan bisa menilai sendiri, jika ternjata pemerintahan jadi lebih baik tanpa anda berarti anda harus ucapkan terima kasih dan selamat kepada pengkritik, karena telah mampu membangun negeri ini.
Toh anda di situ kan untuk Rakjat Juga???

Tapi jika setelah jang dikritik mundur, ternjata pemerintahan tidak juga membaik, maka rakjat akan menghukum pengkritik dengan cara mereka sendiri dan akan berterima kasih kepada anda yang telah menunjukkan sikap yang sangat dewasa dan elegant!

Kalo salah kenapa harus didiamin mas broe?
dan 
Kalo benar kenapa harus lari?

BERHENTILAH MENCARI KAMBING HITAM ATAS KEGAGALAN INI!
hehe...Ntahlah...

Semoga ke depan keadaan tidak lebih buruk dari hari ini!
dan Negeri ini tidak Phak Luyak!

Serius kali mas broo?

Ini cuma cerita di Negeri Dongeng Kok!
SEMOGA DI ACEH TIDAK ADA CERITA SEPERTI INI!
Karena Anak Cucu Kita Siap Menghukum!

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال