Aceh pernah Berjaya dan Berkarya, tentu bukan impian untuk mengulanginya.

BERANDA ACEH - Kawasan Dato Keramat merupakan salah satu perkampungan di Pulau Penang dimana kaum melayu masih bertahan. 

Rumah-rumah tradisional melayu masih sangat mudah ditemukan di kampung tersebut, terselip diantara puluhan apartmen bertingkat yang terus bertambah. 

Ternyata pembangunan kawasan Dato Keramat tidak terlepas dari peran orang Aceh dimasa lalu. Dato Keramat sendiri adalah nama pedagang dari Aceh yang merintis pembukaan Pulau Pinang sebelum pulau tersebut ditemukan oleh Francis Light. Motivasi para perantau Aceh masa lalu tidak terlepas dari spirit pedagang dan pengembagan Islam. 

Warga Aceh yang dipimpin Dato Keramat tidak lupa mendirikan sebuah mesjid di dekat aliran Sungai Pinang, dengan nama Mesjid Acheh Kebun Lama.

Dan dikawasan Dato Keramat ini lahir seorang seniman paling populer di Malaysia yakni Teuku Zakaria atau lebih dikenal P Ramli. P. Ramli yang merupakan penyanyi dan pelakon legandaris ini merupakan anak dari Teuku Nyak Puteh pelaut dari Aceh Utara yang merantau ke Penang pada tahun 1923.

Perang Aceh dengan Belanda pada masa itu membuat banyak warga Aceh seperti Teuku Nyak Puteh yang hijrah ke Pulau Penang, sehingga salah satu pantai tempat berlabuhnya warga Aceh sampai saat ini masih bernama Kampung Pantai Acheh, meski warganya kini hampir semua beretnis China.

Selain di Dato Keramat, mesjid Aceh juga terdapat di Lebuh Acheh di Georgetown pusat kota Penang, yang didirikan pada tahun 1808 oleh kerabat kerajaan Aceh Tengku Syed Hussain Al-Aidid. Francis Light menyebutkan Syed Hussain Al-Aidid merupakan salah satu pengusaha Melayu kaya di Pulau Pinang dimasa itu. 

Kawasan Lebuh Acheh juga dibangun sebagai pusat pengembangan Islam di Pulau Pinang, pada masa itu jama'ah haji dari nusantara transit untuk manasik, menyiapkan bekal dan lainnya di Lebuh Acheh. 

Tanah dan bangunan rumah, kedai dan tempat pengajian, serta kediaman Imam Besar Pulau Pinang pertama yang berada disekitar Masjid Lebuh Acheh kini diwakafkan kepada Jabatan Hal Ehwal Islam Pulau Pinang oleh Syed Hussain Al-Aidid.

Di Lebuh Acheh juga ada sebuah rumah besar milik pedagang Aceh Syed Al-Attas yang juga diwakafkan dan dijadikan sebagai Mesium Islam Pulau Pinang. Berbagai pergolakan politik juga menjadi cerita lain dari Lebuh Acheh, kawasan ini merupakan pusat diplomasi Aceh menghadapi Belanda. 

Dan bahkan Sun Yat Sen, tokoh kunci revolusi China juga pernah menetap dikawasan Lebuh Acheh-Lebuh Armenian di era 1910 dan menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat gerakan nya untuk Asia Tenggara. 

Catatan Lukman AG  kunjungan ke Penang 24-28 Maret 2015

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال