SOMBONG ATAU LATAH

BERANDA ACEH - Betapa sombongnya manusia yang setelah diberikan ujian berupa tsunami yang menyapu apa saja yg dilaluinya, lalu Tuhannya Yang Maha Pemurah, Pengasih dan Penyayang menggerakkan hati dan tangan sebagian mahkluknya yang lain untuk menolong kita-kita yang sedang kesulitan, sekarang dengan tak tau diri kita ngomong begini: 'Emang kita pernah minta bantuan mereka? Mereka yg mau sendiri, gak ada kita minta pun. Berapa yg pernah mereka kasih? Nih, kita balikin!"

Pada saat-saat itu, kita tak sempat mikirin negara lain. Pada saat-saat itu yang terpikir adalah bagaimana caranya menyelamatkan diri sendiri dan orang-orang yang kita cintai, serta bertahan hidup.

Pada masa-masa itu, secara bersamaan semua orang berbicara pada Tuhannya masing-masing, mohon agar diselamatkan dari air yg terus menerus menerjang, dari gempa yg terus menerus datang, mohon agar dipertemukan dengan ayah, ibu, anak, atau sanak saudaranya yang hilang, mohon agar nyawanya saja yang diambil untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang dikasihi.

Pada saat awal itu, uang dalam genggaman tak dapat membeli makanan karena pasar dan toko-toko runtuh. Mencari air sama seperti Siti Hajar, tak ada air karena sumur tercemar, pipa-pipa pun pecah. Sebagian orang terlucuti pakaiannya atau tergores anggota tubuhnya dalam derasnya air yang penuh potongan kayu, kaca dan seng.

Pada saat itu, jangankan yang mengalami langsung, reporter yang datang mengabarkan kisah tentang duka ikut terguncang jiwanya melihat betapa dahsyatnya bencana yang telah datang menyapa di tanah para aulia...

Jadi, bersyukurlah bahwa Tuhan Yang Maha Pemurah, Pengasih dan Penyayang telah menggerakkan hati makhluknya dari belahan dunia lain baik yang seiman maupun yang tidak seiman dengan kita untuk memberikan makanan, air bersih, pakaian, selimut, obat-obatan, dan sekedar tempat berteduh, karena bantuan apapun pada saat-saat awal dulu telah menyelamatkan nyawa kita.

Sepotong roti dan beberapa teguk air pada masa itu tak dapat dibandingkan dengan berkarung-karung beras ataupun bergalon-galon air pada saat sekarang, karena pada saat awal dulu, apa yg masuk melalui kerongkongan kita walaupun sedikit, amat sangat membantu keberlangsungan hidup kita sampai saat ini....

Apa kita pernah sadar, dengan caranya sendiri Tuhan juga telah menghentikan perang di Aceh sehingga tak ada lagi nyawa rakyat yang tak berdosa yang melayang sia-sia?

Jadi sebenarnya, kepada Tuhanlah kita berhutang bantuan. Siapa manusia sombong yang mau mengembalikan bantuan yang pernah Tuhan berikan melalui tangan makhluknya? Silahkan saja kalian berdiri di depan, saya terus terang saja betul-betul tidak berani.

Semoga saja Tuhan tidak memberikan lagi cobaan yang dahsyat, lalu membiarkan kita begitu saja dalam keputusasaan yang panjang. (Nadhine)
Previous Post Next Post

نموذج الاتصال