ORANG ACEH TELAH MENGKHIANATI CITA-CITA SENDIRI.

Tarmizi
BERANDA ACEH - ACEH TERPURUK, KARENA ORANG ACEH TELAH MENGKHIANATI CITA-CITA SENDIRI. 

Hasil Kekayaan Alam yang berlimpah dibumi Aceh, sementara rakyatnya hidup dalam keadaaan miskin, adalah alasan utama Rakyat Aceh berperang dengan melawan Indonesia.


Peperangan tersebut dihentikan melalui suatu kesepakatan damai (MoU Helsinky) yang kemudian menjadi landasan bersama untuk mewujud cita-cita dahulu (kehidupan rakyat Aceh yang sejahtera) tanpa harus mangangkat senjata. 



Saat ini ledakan senjata sudah tidak terdengar lagi, Sebagian kecil dari para pejuang sudah mencapai cita-citanya untuk hidup sejahtera dan sebagian lainnya sudah berhasil mendapatkan posisi sebagai penguasa baru menggantikan rezim yang diperangi sebagai penjajah dulu.
Namun ribuan korban perang dan sebagian besar pejuang yang terlibat dalam perjuangan membentuk negara baru yang diharapkan mampu mensejahterakan mereka dan rakyat Aceh masih hidup melarat serta melihat keadaan "DAMAI" sekarang tidak memperlihatkan tanda-tanda akan memberikan kehidupan baru baginya. Tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi Rakyat Aceh yang dulu didoktrin kepada mereka.
Seharusnya kita semua memberi apresiasi kepada mereka yang belum melupakan cita-cita yang mereka dapatkan dalam doktrin perjuangan dulu. Mereka masih ingat, bahwa banyak kesepakatan yang sudah dituliskan bersama di Helsinky belum dilaksanakan, sementara kita sudah melupakan. Lalu mereka memilih tetap melakukan sesuatu yang dianggap benar untuk mewujudkan harapannya.
Saya yakin mereka tidak anti damai, apalagi bercita-cita merusak perdamaian yang sudah terwujud. Tetapi hanya mengingatkan semua pihak kondisi damai sekarang ada yang salah. Kondisi Damai sekarang telah mengembalikan kita pada kondisi sebelumnya, dimana hanya beberapa orang yang menikmati kekayaan Alam, sementara mayoritas rakyat Aceh tidak mempunyai pekerjaan dan hidup sengsara dengan pendapatan yang tidak cukup untuk memastikan mereka dan keluarganya tetap Hidup besok.
Kalau pada akhirnya seperti ini, kenapa harus berperang yang berakibat Peradaban Aceh hancur dan tertinggal jauh dibandingkan daerah yang lain. Korban yang meninggal seperti tidak bermakna sama sekali. Kita Telah Mengkhianati Cita-cita Sendiri.




Untuk apa meruntuhkan kerajaan iblis, jika hanya untuk menegakkan singgasan syeithan? begitu tanya orang bijak.


OLEH: TARMIZI (LSM ACEH PEOPLE FORUM)
Previous Post Next Post

نموذج الاتصال