Sepekan bersama Tgk Agam

Team Beranda Aceh dan Tgk Irwandi Yusuf 2015

BERANDA ACEH journey to Aceh - Sebetulnya tulisan ini saya tulis hanyalah sebagai diary saya, sama seperti tulisan sebelumnya, catatan Journey to Aceh. tidak ada maksud saya untuk memperomosikan atau "Lieh Punggong" orang yang dalam cerita ini

Disebabkan orang yang dalam cerita ini pernah duduk sebagai teraju di Aceh, maka saya rasa agak menarik untuk mengetahui bagaimana mengenal beliau secara lebih dekat dalam waktu yang sangat singkat.

Walau sudah sering saya pulang ke Aceh saya tidaklah terlalu dekat dengan lelaki yang mendapat julukan dari istrinya ”SANG PETUALANG” ini. Walaupu saya pernah berjumpa dengan beliau pada rapat sigom donja di Denmark, sebelum penandatangan MoU Helsingki, tapi saya tak begitu kenal dengan orang yang suka bicara blak blakan ini. 

Kebetulan waktu rapat sigom donja itu, sebagai panitia, saya juga sibuk, dan Tgk Agam juga sibuk dengan kertas kerjanya, jadi saya dan beliau tak kenal sama sekali.

Saya mulai mengenal beliau sejak dia sudah tidak lagi mejabat sebagai Guberneur Aceh. Selama dia menjadi Gubernur, saya pernah dua kali, pertama sekali bertemu tahun 2008 di kantor beliau, waktu saya membawa Investor dari German, dan kedua kali di tahun yg sama saya dibawa sama Bazarudin Banta Muda kerumah Tgk Agam di Banda Aceh.

Setelah itu saya tak pernah bertemu dengan beliau, dan saya tak berminat juga untuk mengetahui beliau secara lebih rinci, makanya saya kurang tau bagaiman sepak terjang beliau waktu menjabat sebagai Gubernur Aceh.

Saya hanya mendengar cerita dari orang orang yang dekat dengan beliau tentang bagaimana dia bekerja untuk Aceh, namun bagi saya cerita orang orag dekat dia itu sama sekali tak menarik, karena saya tak melihatnya dengan mata kepala saya.

Team Beranda Aceh dan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf 2008
Setelah beliau tidak lagi menjabat sebagai Gubernur Aceh, juga saya tak tau apa kegiatan beliau, karena saya kurang suka ngurusin apa yg dikerjakan orang, terutama masalah peribadi.

Barulah saya bertemu langsung lagi dengan beliau waktu rapat di Denmark,  dan saya pernah kerumah beliau awal bulan delapan 2014, dan sebelumnya sudah pernah berbicara di media sosial, saya kadang menanyakan sesuatu yg saya ragu atau tidak tau tentang Aceh.

Sejak pertemuan di Denmark maka tali persaudaraan semakin dekat dengan beliau. Terus terang, walau sedekat apapaun saya dengan Tgk Agam, saya selalu menjaga protokol, sebagaimana orang lain juga, saya harus tau kapan bisa bercanda dan kapan saya harus menganggap dia sebagai senior, baik dalam perjuangan dan dalam pemerintahan.

Dikarnakan saya tak suka mendengar cerita Tgk Agam dari orang terdekat beliau, maka saya sendiri mau membuktikan apa yang dikatakan orang terdekat dia itu kepada saya. 

Lama sekali saya menunggu kesempatan agar saya bisa lebih dekat dengan beliau. Maka dengan izin Allah kesempatan itu tiba juga kepada saya, maklum akok akok di Aceh biasanya susah sekali kita bertemu, tapi insyaAllah dengan usaha saya sendiri maka saya bisa dekat dengan orang yang kata teman dia suka panas baran itu.

Sebenarnya kepulangan saya tahun ini 2015, dikarnakan meninggalnya Ayah saya, jadi tak terlintas sedikitpun kalau saya bisa hampir sepekan bersama dengan Tgk Agam (sebutan Comado beliau).

Nah, selama sepekan itulah saya menilik apa yang dikatakan teman dekat beliau selama ini kepada saya. Disini saya tak bicara tentang pribadi Tgk Agam, karena urusan pribadi adalah urusan beliau dengan Allah dan dirinya sendiri. 

Disini saya akan bercerita, bagaimana Tgk Agam berhadapan dengan orang biasa dan bagaimana sikap Tkg Agam kalau ada yg bertanya tentang pemerintah sekarang. (Bersambung) By TBA


Previous Post Next Post

نموذج الاتصال