APA ITU ROLE MODEL

Beranda Aceh - Bahasa yang sering di dengungkan bilamana kita menghadiri seminar-seminar tentang “kepemimpinan”. Secara sederhana arti dari kata “role model” adalah teladan, yang sebenarnya sudah lama ditanamkan oleh para pendahulu kita, khususnya oleh Bapak Pendidikan kita, Ki hajar Dewantoro yang mengajarkan “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani” Ajaran pertama yang disampaikan adalah “Ing Ngarso Sung Tulodo” yang terjemahan bebasnya adalah “di depan meberikan teladan” atau bisa juga diartikan sebagai pemimpin harus memberikan teladan.

Menurut WikipediA, role model adalah “person who serves as an example, whose behavior is emulated by others” atau sesorang yang memberikan teladan dan berperilaku yang bisa di ikuti oleh orang lain. Sebagai bangsa yang menganot pola “patrinial” maka kita akan melihat sosok seorang pemimpin atau atasan dan atau orang yang lebih tua. Walaupun demikian, dengan semakin maju dan pinter, msayarakat akan melihat dan menilai bagaimana seorang pemimpin tersebut berperilaku. Bukan rahasia umum bilamana pemimpin akan selau di jadikan bahan pembicaraan oleh anggota team-nya atau anak buahnya dalam suatu organisasi. Sebagai pejabat public, pemimpin juga akan dinilai dan dijadikan bahan pembicaraan oleh mayarakatnya. Oleh karena itu, ajaran pemimpin harus menjadi teladan harus diupayakan dilakukan oleh seorang pemimpin, sehingga akan menjadi bahan pembicaraan yang “positif” dikalangan anak buahnya dan menginspirasi orang lain agar meniru perilaku pemimpin teladannya.

Dalam kehidupan organisasi perusahaan, akan banyak sekali aturan dan instruksi yang harus dijalankan. Contoh yang paling sederhana, pengaturan jam kerja normal, yaitu masuk jam 08:00 – 16:30. Walaupun terkadang kita harus pulang terlambat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, tetapi masuk kerja harus tepat waktu, yaitu 08:00. Perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan disiplin semua karyawannya, akan tetapi perusahaan akan mengalami kesulitan dalam penegakan disiplin bilamana para pemimpinnya datang ke kantor selalu terlambat. Karyawan akan menilai, bahwa pemimpinnya saja sering terlambat, mengapa saya harus datang tepat waktu? Atasan saya saja sering tidak masuk, mengapa saya harus rajin dan selalu disiplin? SItuasi akan lebih parah, bilamana karyawan atau anak buahnya sudah tidak menunjuk-kan “respect” kepada atasannya. Situasi ini biasanya akan dibarengi dengan perilaku yang tidak baik lainnya, misalnya peilaku “like dan dislike”. Pemimpin type demikian hanya akan melihat karyawan yang selalu “nurut” dan membuat “bapaknya senang”, tetapi karyawan yang selalu menegakkan disiplin, tepat waktu dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik tidak akan terlihat oleh atasannya.

Dalam kehidupan kenegaraan, banyak pejabat public yang bisa dikategorikan sebagai pemimpin, mulai dari Camat, Bupati, Kapolres, DPR dan sebagainya. Sudah menjadi keharusan bahwa pemimpin yang menjadi pejabat public harus memberikan teladan yang baik, karena yang melihat dan mengamati adalah anggota masyarakat. Apalagi dengan system informasi yang semakin maju, maka dengan mudah masyarakat akan mendapat informasi seputar pejabat public tersebut. Pimpinan yang korupsi, akan dicontoh oleh anak buahnya. Bagaimana aturan dan regulasi dibuat agar bisa meberikan keuntungn pribadi atau kelompik tertentu? Bagaimana agar proyek ini bisa dimenangkan oleh suatu rekanan tertentu, sehingga sang pemimpin kebagian ‘fee”?

Contoh sederhana yang akhir-akhir ini dibicarakan di media adalah seorang pemimpin partai mempunyai dua mobil mewah dengan plat nomer polisi yang sama. Jelas, sitausi ini akan menjadi pembicaraan masyarakat, yang menunjukkan perilaku arogan, semena-mena, dan menyalahkan orang lain (dalam hal ini sopir yang disalahkan). Mengapa demikian? Karena mereka adalah bukan contoh pemimpin yang baik, bukan sebagai teladan.

Dalam ajaran Islan, Allah SWT telah menurunkan ALQuran sebagai ajaran dan pegangan hidup. Selain itu, dalam memberikan contoh berperilaku, bermasyarakat, beribadah, bernegara, berkeluarga dan segala macam aspek kehidupan telah mengutus “Nabi Muhamad” sebagai nabi dan rasul. Sebagai umat islam, kita wajib untuk mengikuti ajaran Nabi Muhamad serta mencotoh perilaku rasul. Semua terangkum dalam “sunnah rasul”, sehingga umat islam wajib untuk mengamalkan semua yang tertuang dalam AlQuran dan Sunnah Rasul. Nabi Muhamad adalah seorang pemimpin besar yang telah memberikan teladan kehidupan yang sempurna, mulai dari kehidupan berbisnis, bernegara, bermusyawarah, beribadah hingga bagaimana membersihkan badan atau memotong kuku.

Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin, baik dalam organisasi ataupun dalam pemerintahan, maka seorang pemimpin harus bisa meberikan teladan dengan berperilaku yang baik, sehingga akan mendapatkan pengikut dan akan mempermudah dalam mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, pemimpin tersbeut akan menjadi pembicaraan yang “positif” oleh anak buahnya atau masyarakat, yang akhirnya akan mengangkat namanya menjadi pribadi yang lebih dikenal.

Satu lagi yang harus diperhatikan adalah “niat” dalam berperilaku baik etrsebut. Semua harus dijalankan dengan tulus dan tidak dengan tujuan tertentu, sehingga akan menimbulkan “hallo effect” yang tidak akan bertahan lama. Pemimpin type demikian adalah pemimpin yang memakai “topeng” untuk menutupi perilaku aslinya yang tidak dapat menjadikan teladan.

Be yourself. Jangan pake topeng. Niatkan dengan tulus untuk menjadi teladan dengan berperilaku baik. Jadilah pemimpin yang mendapatkan respect dari bawahan. link
Previous Post Next Post

نموذج الاتصال