Role modelku sudah duluan pergi

Alm Bapak dan alm Ibu
Beranada Aceh - Di hari Ibu kemaren 22-12-2015, saya mengingat kembali masa masa kecil bersama alm Ibunda. Seingat saya mulai saya duduk di kls 1 MIN hingga kls 5 saya selalu dibangunkan oleh ibu untuk ikut bersama ke menasah. 

Walau dengan muka yang sangat ngantuk ibu gak bosen membangunkan saya, tidak jarang pula dia menggendong saya ke menasah. Kadang ibu tidak membangunkan saya, karena kasihan lihat saya yg sedang pulas bobo, tapi Bapak selalu suruh agar ibu membangunkan saya. 

Kebetulah rumah tidak jauh dari menasah. Yang pertama sampai di mansah adalah bilal Pak Darwin (aman Darwin), dia orag paling pertama datang dengan membawa lampu stronggeng. 

Biasanya kita sampai ke menasah sebelum azan subuh pertama, dan kemudian disusuli oleh alm Kakek Ibahim Mantiq, beliau memang sangat menguasai ilmu mantiq, makanya orang memanggil dia dengan Kek Ibrahim Mantiq. 

Di kampung Kenawat waktu itu sudah menjadi kebiasaan, setelah sholat subuh, akan ada ceramah subuh, yg selalu di sampaikan oleh alm Kakek Ibrahim Mantiq. 

Suatu subuh saya sempat bertanya sama Ibu "Kenapalah kita orang yang selalu datang awal ke menasah", Sambil menggendong saya saya Ibu hanya menjawab "biar kita gak usah buru buru", tapi Bapak yang berjalan didepan dengan membawa senter menjawab juga "Ike nge kul kase ko, baro betihko hana artini pemimpin" (kalau kamu sudah besar nanti, kamu akan mengerti apa arti seorang pemimpin). 

Alm Bapak adalah Gecik di Kampung Kenawat lebih kurang 30 tahun. Setelah sholat subuh dan ketika ceramah subuh akan dimulai sering saya menghampiri Ibu dan bersimpun di pangkuannya, dan tak jarang sering ketiduran. 

Melihat saya sering ketiduran, Bapak tak kasih lagi menghampiri ibu setelah sholat subuh, Bapak suruh saya duduk disampingnya untuk mendengarkan ceramah kakek Ibrahim. 

Ada kalanya kakek berhalangan dan Bapak akan ambil alih untuk memberikan ceramah subuh, nah waktu itulah kesempatan saya untuk bisa bersimpuh di pangkuan ibu lagi. 

Sekarang saya jadi rindu dengan suasana itu, ingin juga rasanya berbuat yg sama kepada anak anak saya seperti Ibu dan Bapak buat ke saya. Tapi hal itu rsanya tidak akan pernah terjadi selagi masih tinggal di negeri salju ini. Jangankan Menasah, Masjidpun sangat jauh. 

Sebenarnya walau tak sama persis seperti suasana waktu itu, tapi pergi ke menasah pagi buta untuk sholat subuh bersama anak anak dan istri saya rasa sangat indah. Bagi saya sangatlah beda suasana berjamaan di menasah dengan berjamaan di rumah. Apapun Allah lebih tau segalanya. 

Saya berdoa agar mereka berdua tenang di alam sana. Merekalah role model bagiku yang tak ada duanya di dunia ini. by Habib J. M 
Previous Post Next Post

نموذج الاتصال