Alasan kenapa Irwandi memilih hobi jadi penerbang

Beranda Aceh - 5 Alasan Mengapa Saya Memilih Hobi Dirgantara dan Memiliki Pesawat Terbang Ultra Ringan
Irwandi Yusuf

1. Memang sudah dari "sono"nya saya suka, bakat namanya. Saya waktu masih sangat kecil sering berpikir mengapa mobil bisa jalan tanpa ditarik dan mengapa pesawat bisa terbang. Saya sangat kagum pada supir yg menyebabkan mobil dapat berjalan tanpa dihela. Begitu juga, saya menganggap pilot itu manusia Class One.

Saya penasaran sekali. Ketika saya sudah kelas 2 MIN Cot Bada, ketika saya sdh mampu membaca buku2 milik Bapak saya yang disimpan dalam peti, saya baca hampir semua buku yang ada dalam peti itu.

Ada 5 buku yg sangat membekas dalam hidup saya:

- Singa Aceh, tentang identitas Bangsa Aceh.

- Ilmu Falaq, tentang konstelasi bumi dan alam sekitarnya, termasuk mekanisme gerhana. Habis baca buku itu saya tak takut lagi sama gerhana.

- Ilmu Alam, dimana saya mengetahui pada usia dini tentang mekanisme gempa. Saya menjadi tau bhw gempa itu bukan pertanda kiamat.

- Ilmu Teknik Mesin, dimana saya mengetahui utk pertama kali tentang bagaimana mesin piston bekerja bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas yang memutar as. Ahaaa, itu yg menggerakkan mobil.

- Sebuah novel tentang 2 orang anak yatim piatu yg dipaksa oleh ibu tirinya untuk mengemis. Novel ini yg barangkali membentuk karakter saya berpihak kepada kaum lemah.

2. Saya ingin memberikan teladan kepada kaum muda Aceh bahwa menjadi penerbang itu bukan perkara sulit. Saya masuk pendidikan pilot ketika sudah berusia tua, 53 tahun.

"Hey anak muda Aceh!!! Saya yg sudah tua saja, dan sdh pernah kena stroke lagi, masih bisa menjadi pilot kenapa kalian yg muda2 ini masih takut pada ketinggian?" Padahal anak2 Aceh terkenal se nusantara ini memiliki tubuh yang bagus dan mental paling berani.

3. Saya ingin membuka mata rakyat Aceh lebar2 bahwa teknologi pesawat itu bukan hal mewah lagi musykil. Banyak orang masih berpikir bhw harga pesawat itu puluhan milyar hingga trilyunan Rupiah. Benar ada pesawat yg harganya Rp 5 T seperti pesawat Airbus A-800, tapi banyak juga pesawat yang harganya sama dgn harga mobil Avanza.

Pesawat Shark saya tergolong mahal juga karena setara dgn mobil Harrier. Sebenarnya harga pesawat Shark Aero itu 90.000 Euro, atau kira2 Rp 1.3 M. Tapi saya membayarnya hanya 40.000 Euro (Rp 600 juta).

Kenapa bisa??? Itulah hebatnya diplomasi, persahabatan, dan kejujuran. Vladimir Pekar adalah seorang sahabat saya di Slovakia. Dia punya pabrik pesawat. Saya sdh 5 kali ke pabrik ini. Vladimir ini tidak kaya tapi kreatif luarbiasa. Dia wujudkan mimpinya utk bikin pesawat hingga menjadi kenyataan, dan pesawat bikinannya memang top di eropa. Vlado ingin saya dapat memasarkan pesawat2 bikinan pabriknya di Indonesia.

Maka, dititipnya lah sebuah pesawat pada saya dan saya hanya membayar uang jaminan sebesar 40.000 Euro plus pajak2nya. Tapi jikalau saya tidak mampu menjual satu pesawat pun dalam masa 2 tahun, pabrik akan menarik kembali pswt itu. Maka, saya himbau kepada anak Pak Lukman CM, anak Pak Let Bugeh, anak Pak Firmandez, dan anak2 dari toke lainnya belilah pesawat Shark Aero melalui saya.

4. Andai terpilih lagi untuk memimpin Aceh kedepan, akan mempermudah saya mengunjungi rakyat di kala susah dan senang.

5. Pesawat Shark ini memiliki daya tahan terbang sampai 9 jam, akan cocok sekali untuk pengawasan hutan, patroli udara thd pencurian ikan, dan pemantauan bencana alam.

Itulah 5 alasan logis. By Tgk Agam

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال