ISLAM ITU TIADA DUANYA

BERANDA ACEH 10-01-2015 - MEMAHAMI ISLAM DENGAN STUDI KOMPARATIVE

“Dan Orang Ganteng itu pun berteriak di rumahnya “Akulah yang paling ganteng di rumah ini” “Akulah yang paling ganteng di desa ini” atau bahkan “Akulah orang yang paling ganteng di dunia ini!” setelah ia membandingkan dengan kegantengan pria-pria lainnya yang ada diluar sana.”

“Islam itu tinggi, tidak ada yang mampu melampaui ketinggian Islam”, demikianlah isi sabda Rasulullah SAW yang sering kita jadikan hujjah bahwa Agama Islam adalah agama yang paling mulia. Yang paling benar. Yang paling pantas untuk dijadikan sebagai pegangan dan pedoman untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat sesuai dengan makna kata Islam itu sendiri yang berasal dari kata “salima”  yang berarti selamat.

Adalah fakta secara normative baik dalam ayat Al-Quran maupun dalam hadits Nabi SAW telah ditegaskan bahwa Islamlah satu-satunya Agama yang paling benar dan satu-satunya Agama yang diterima di sisi Allah SWT, misalanya dalam Firman Allah SWT “Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah ialah Islam… (Ali ‘Imran: 19). Dalam ayat tersebut Allah dengan sangat jelas menegaskan bahwa Agama yang “diterima dan benar” di sisi Allah adalah agama Islam.

Dalam Ayat lain Allah SWT juga menegaskan bahwa “Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang ada dilangit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada-Nya-lah mereka dikembalikan?” (Ali ‘Imran: 83). Jelas dalam ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa semua yang ada didunia ini tunduk kepada Allah SWT baik suka maupun terpaksa, mengapa ada orang yang mencari agama selain agama Allah (agama Islam)?.

Beranjak dari ayat dan hadits yang telah terkemukakan di atas secara normative jelaslah bagi kita yang telah beriman kepada Allah serta firman-Nya serta kepada Rasulullah disertai dengan keyakinan akan kebenaran sabdanya jelas bagi kita bahwa dengan tidak ada keraguan sedikitpun Agama Islam itu paling mulia, paling benar dan satu-satunya Agama di sisi Allah tidak akan ada agama lain yang bisa menandingi kesempurnaan dan ketinggian agama Islam meskipun kita hendak mencarinya dengan suka atau terpaksa sekalipun.

Jika Allah SWT telah menegaskan demikian mengapa kita harus ragu?

Namun demikian untuk memperkuat dan menambah keyakinan tersebut yang didasarkan pada dalil (penguat) naqli (nash) tidak salahnya juga kita bisa memperkuat keyakinan kita tersebut dengan didukung oleh dalil-dalil ‘aqli yang secara fitrah tidak pernah bertentangan dengan “kebenaran” yang didasarkan pada keterangan dalil Naqli yang ada dalam hadits dan ayat Al-quran.

Dalam kajian metodologi studi Islam selain melalui pendekatan normatif juga di istilahkan dengan pendekatan tekstual karena ia menekankan signifikansi teks-teks sebagai sentral kajian Islam dengan merujuk pada sumber-sumer suci  dalam Islam, terutama Al-Quran dan Hadits. Dengan kata lain dengan pendekatan ini Islam dipahami berdasarkan dalil dan keterangan yang ada dalam ayat dan hadits serta aturan syari’at lainnya sebagaimana yang sering kita gunakan dan praktikkan selama ini, masih terdapat berbagai pendekatakan lainnya yang dapat kita gunakan untuk dapat memahami Islam agar pemahaman Islam kita semakin lengkap dan akan lebih mempermudah kita dalam mendakwahkan agama Islam.

Salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam upaya memahami Islam secara komperhensif adalah dengan menggunakan pendekatan komparatif, yaitu yang secara sederhana bisa diartikan dengan membandingkan antara satu objek dengan objek lainnya. Dalam konteks kajian Islam dengan pendekatan ini kita akan memahami Islam dengan membandingkan Islam dengan agama selain Islam.
Misalnya dengan membandingkan Tuhan yang disembah ummat Islam dengan tuhan yang disembah oleh penganut agama lain, kitab suci yang dijadikan pegangan oleh ummat Islam dengan kitab suci yang digunakan oleh agama selain Islam, cara beribadah yang berlaku dalam agama Islam dengan cara beribadah yang digunakan oleh Agama selain Islam, tata cara perkawinan yang berlaku dalam Islam dengan aturan perkawinan yang ada dalam agama lainnya, system ekonomi yang berlaku dalam Islam dengan system ekonomi yang diberlakukan dlam agama selain Islam, system pewarisan (Faraid) yang di atur dalam Islam dengan system pewarisan yang diterapkan dalam agama selain Islam, hubungan laki-laki dengan perempuan dalam agama Islam dengan hubungan laki-laki dengan perempuan yang berlaku dalam agama lain.

Dalam menggunakan pendekatakan komparatif ini kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana Islam memperlakukan dan memandang semua itu bukan dari apa yang biasa dilakukan oleh muslim yang terkadang sesuai dengan ajaran Islam tapi juga mungkin saja di lain kesempatan bertentangan dengan ajaran Islam namun telah menjadi kebiasaan (adat) yang pada akhirnya dilihat sebagai sebuah kebenaran. Tapi kita harus benar-benar mengenal Islam dengan semua norma dan aturan baik dalam tataran hambulumminallah maupun dalam aspek hablumminannas dengan mengacu pada syari’at dan aturan yang ada dalam Islam dengan mengacu pada sumber ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadits maupun pada Ijma’ ulama (Ijtihad kolektif).

Setelah kita mengkaji dan mengenal Islam dari sumber aslinya baru kemudian kita menkomparasikan masing-masing aspek baik dari keyakinan maupun dalam aspek mu’amalah yang berlaku dalam Islam dengan aturan dan norma yang berlaku dalam ajaran selain Islam, sehingga kita benar-benar menemukan kelebihan ajaran Islam yang selama ini kita yakini dan kelemahan yang ada dalam ajaran selain Islam, sehingga kita semakin yakin akan ajaran Islam bukan hanya didasarkan pada keterangan teks semata, tapi kita juga bisa menemukan kelebihan ajaran Islam atas ajaran agama lainnya secara lebih nyata dalam kehidupan sehari-hari atau secara lebih kontekstual, yang apada akhirnya akan semakin mepertebal keyakinan kita akan kebenaran ajaran Islam yang kita anut.

Setelah melakukan studi komparatif tadi yang adapat menambah pengetahuan kita akan kebenaran yang ada dalam ajaran Islam dan juga mengenali kelemahan yang ada dalam ajaran agama selain Islam, yang bisa kita gunakan untuk mempermudah pekerjaan kita untuk mendakwahkan non muslim untuk memeluk agama Islam tentunya dengan mengajukan berbagai argument yang dapat meyakinkan mereka bahwa Islam benar-benar merupakan agama yang paling pantas, paling tinggi dan paling kuat kebenarannya yang akan bisa memberikan keselamatan dunia dan akhirat, sehingga non muslim yang akan kita dakwahkan tersebut akan memeluk Islam sebagaimana yang kita harapkan agar kita dapat menyahuti seruan Allah untuk berdakwah dimuka bumi ini.

Intinya kebenaran yang didukung oleh dalil ‘aqli (nalar) hasil dari studi komparatif ini akan sangat bermanfa’at bagi kita ketika kita hendak mendakwahkan agama Islam kepada non muslim, bukankah itu merupakan sebuah kelebihan yang akan kita dapatkan setelah membandingkan Kelebihan ajaran islam dengan kelemahan ajaran agama selain Islam?

Dalam ayat lain Allah SWT juga berfirman: “Serulah kejalan Tuhanmu dengan dengan bijaksana (hikmah) dan mau’idhah hasanah”(Qs An-Nahl: 125). Demikianlah seruan Allah SWT kepada manusia agar senantiasa berdakwah ke jalan Allah SWT dengan bijaksana.

Untuk menyahuti seruan Allah SWT dal;am berdakwah tersebut kiranya, kita tidak juga boleh melakukan secara sembarangan dan seadanya tapi sudah seharusnya kita terus berupaya mencari cara atau pendekatan yang paling tepat agar kita dapat memeperteguh keyakinan kita sebagai muslim kepada Allah dan juga semaksimal mungkin kita harus senantiasa terus mencari cara (metode) agar dapat terus mendakwahkan agama Islam kepada non muslim, sebijaksana dan seefektif mungkin agar seruan Allah untuk berdakwah tersebut bisa kita penuhi secara maksimal dan sebaik mungkin.
Intinya Allah memerintahkan agar kita mengutamakan kebijaksanaan dalam berdakwah, kita harus berdakwah seramah mungkin. Sesuai dengan tempat dan kondisi di mana kita berdakwah, sesuai dengan perkembangan zaman, sesuai dengan kondisi social masyarakat di mana kita menjalankan dakwah tersebut.

Dalam konteks Aceh hari ini yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan dengan kondisi social masyarakat Aceh seperti hari ini, kita harus berdakwah dengan cara yang sesuai dengan kondisi di Aceh, memang tidak salah ketika kita mencoba mengajarkan Islam secara berbeda kepada orang-orang di sekitar kita jika kita bertujuan uuntuk mempertegas kebenaran yang sudah ada di dalam Islam.

 Tapi jika kita salah memilih metode maka maksud dan tujuan yang kita inginkan dari dakwah tersebut tidak akan tercapai, yang ada malah sebaliknya selain dakwah kita gagal malah fitnah yang akan kita tuai dan hal ini sekiranya sebisa mungkin harus dihindari oleh seorang da’i (pendakwah) atau dengan makna yang lebih luas yaitu oleh seorang pendidik.

Seharusnya sebagai muslim kita bisa lebih bijaksana dalam berdakwah, bisa lebih bijaksana dalam menyikapi setiap persoalan yang terjadi di sekitar kita, hanya dengan kebijaksaanlah Insya Allah Islam yang rahmatan li’alamin akan dapat kita nikmati bersama dan Islam serta Muslimnya benar-benar akan menempati posisi yang paling tinggi, paling mulia di dunia dan akhirat.

Akhirnya penulis berharap agar kita semua senantiasa terus belajar, belajar dan belajar agar kita dapat memahami Islam secara konperhensif dan dapat mendakwahkan ajaran Islam kepada orang-orng disekitar kita secara lebih bijaksana, sehingga orang Islam bisa semakin pede mengatakan bahwa hanya Agama Islamlah yang paling tinggi yang tidak ada agama lainnya yang mampu mengimbangi apa lagi menyaingi ketinggian agama Islam.

Dan setiap Orang Islam bisa “berteriak” di manapun ia berada “Agamakulah yang paling benar di rumah ini” “Agamakulah yang paling benar di desa ini” atau bahkan “Agamakulah yang paling benar di dunia ini!” setelah ia membandingkan dengan agama-agama  lainnya yang ada diluar sana.”
Islam dibandingkan dengan Agama lainnya? Siapa takut? Toh dilihat dari semua aspek kita tetap yakin Islamlah yang paling benar dan paling menjamin bisa memberikan keselamatan bagi ummatnya dunia dan akhirat jika kita telah dapat memahami islam secar benar dan konperhensif.

Wallahu a’lam bisshawaab!

Tulisan Muhammada Ramadhan
Previous Post Next Post

نموذج الاتصال