DEMOKRASI DI ACEH TIDAK BERKEMBANG, SALAHNYA DI MANA?

BERANDA ACEH - Seperti biasa setiap pekan Gamblang dan Gambe kembali berdiskusi tentabg situasi nanggro. DEMOKRASI DI ACEH TAK KUNJUNG MEMBERIKAN PERBAIKAN TERHADAP KEMAKMURAN RAKYAT, GIMANA CARANYA? Dimana salahnja, Simak saja obrolan Gamblang dan Gambe berikut ini.

Gambe: Bro demokrasi di Aceh kok hancur kali ya? Betol emang?

Gamblang: Jeh baru tau lo ya? Baru bangun tidur apa?

Gambe: Bukan, tadi aku baca artikel tentang pandangan Juanda Djamal tentang demokrasi di Aceh, katanja Indeks demokrasi di Aceh sangat buruk alias rendah, tapi di sisi lain aku juga mbaca artikel Muhammad Ramadhan Al-Faruq Aceh di Blognya Master Ramadhan tapi katanya "Dengan parlok, demokrasi di Aceh jadi yang terbaik di Indonesia" aku jadi bingung, yang mana betolnya.

Gamblang: Oew... menurut guwe dua-duanya bisa jadi betol, karena bisa jadi mereka melihat dari sudut pandang yang berbeda.

Gambe: Oew... guwe harus baca lagi donk.

Gamblang: Ya iyalah, baca dulu jangan cepat kali nyalahin orang.

Gambe: Oke bro, jadi menurut lo kalo emang buruk gimana solusinya? Agar demokrasi di Aceh bisa lebih baik?

Gamblang: Itu pekerjaan berat sebenarnya bro, karena elit politik di negeri kita banyak yang tidak bisa dipercaya, meskipun ada satu dua orang yang bisa dipercaya semisal Teuku Irwan Djohan yang sekarang di DPRA, tapi cuma dia aja ya ndak mungkin lah...

Gambe: Jadi gimana juga caranya?

Gamblang: pertama gini bro, sebenarnya partai politik punya tugas dan tanggung jawab untuk memberikan pendidikan politik pada rakyat.

Gambe: Oew... Kalo parpolnya baik, tapi kalo elit parpolnya berpemikiran picik seperti yang kebanyakan sekarang gimana mungkin bisadiharapkan sama mereka? Yang ada jahilnya ketularan, karena kalo rakyat cerdas hegemoni mereka akan dilawan.

Gamblang: Justru itu bro, tapi gini ya menurut guwe kira selain parpol rakyat juga punya tanggung jawab dan peranan untuk mewujudkan itu, betapa tidak, kita bisa melihat bahwa (permainan busuk elit parpol) di sambut dg baik oleh rakyat, misalnya ada yg berupaya memperdaya rakyat dg cara menyodorkan keuntugan pragmatis jangka pendek misalkan diberikan bantuan (sogok secara halus dan harmonis) di setiap musim kontestasi demokrasi, rakyat dg sukarela menerima dan akan memilih partai/kandidat yg bermain kotor tersebut, hal ini  sebenarnya ini terjadi karena elit curang dan disambut oleh rakyat yang kurabg cerdas, hanya melihat keuntungan jangka pendek (pragmatis) padahal setelah itu mereka kadang kala menyadari itusalah, tapi yangbisa dilihat oleh rakyat ya apa yg ada didepan mereka.

Jadi guwe kira ini tidak bisa sepenuhnya diharapkan pada parpol, toh elit parpol juga tidak baik-baik amat.

Kalo menurut saya tanggung jawab kita bersama untuk memberikan pencerahan pada rakyat, sehingga jika rakyat telah cerdas maka mereka tidak akan begitu mudah lagi diperdaya oleh politikus busuk.

Gambe: Oew gitu yah?

Gamblang: Kira-kira begitulah, makanya membaca jangan asyik asah batee,kalo ada seminar atau diskusi public elo ikuti, ajak kawan-kawan biar otaknya berisi.

Gambe: Ah enak aja lo bro... gini-gini guwe gak nyuri uang rakyat loh.

Gamblang: itu iya, tapi uang lo di korup sama elit busuk lo tau ndak? Ah sudah lah bro...
Aku mau lanjut memaca dulu, elo mau? Ini ada buku vagus ni.

Gambe: Oke bro... thanks ya lain kali kita diskusi lagi, ini buku guwe bawa pulang aja, tuh kerbau guwe belum guwe tengok di kandang udah jam segini.

Gamblang: Okelah bro, tuh ngurus kerbau aja gag becus lo gimana mau ngurus nanggroe?

Gambe: Oke bro, guwe cabut dulu yah... (MR)

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال